Translate

Kamis, 26 April 2012

Asal Usul

Asal Usul Desa Cijurey

 

Desa Cijurey yang terletak di wilayah Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka yang usianya kurang lebih 293 tahun, yang pada waktu itu ada di bawah Pemerintahan Desa Pasirmuncang yang terkenal sebagai tokoh atau juga yang disebut orang sunda Deudeungkot yaitu Embah Fajar. Begitu luasnya desa Pasirmuncang sehingga tidak terurus sehingga sebagian tanah yang ada di wilayah Pasirmuncang tersebut terpaksa tanah/kebun di kuasai oleh Demang Bonang, kebun yang isinya penuh dengan pohon jati besar-besar selanjutnya oleh Demang Bonang menyuruh orang yang bernama Si Jariam untuk menjaga dan memelihara kebun tersebut.

Ceritanya Demang Bonang memerintah kepada pemelihara kebun yang bernama Jariam orang miskin yang hina dina itu, untuk menebang pohon jati yang akan dijadikan ladang, setelah menerima perintah dalam waktu semalam selesai, dan pohon-pohon jati itu diangkat dan dibrug-brugkan di suatu tempat disebelah timur Dukuh Cijurey yang sekarang disebut Pemakaman / Keramat Barugbug.

Setelah itu Demang Bonang mengontrol hasil kerja pembantunya itu beliau tercengang dan heran dalam waktu semalam pekerjaannya tuntas, lalu memerintahkan lagi untuk ditanami padi dalam waktu yang sama selesai sudah ditanami padi yang tumbuh baik dan rumputnya sama-sama tumbuh baik pula, lalu Demang Bonang mengontrol lagi berkata dengan perkataan yang tidak wajar seolah olah menghina kepada Jariam pesuruhnya itu untuk menyiangi tanaman padi itu, dengan keadaan hati yang sedih lalu Jariam berdo'a kepada Allah SWT untuk membasmi rumput tersebut, lalu batu dan besi digoreskan bersama kawul yang akhirnya menghasilkan api dan selanjutnya api yang sudah menyala itu dipakai membakar padi dan rumput yang mengganggu kepada tanaman padi, Demang Bonang bertambah marah melihat tingkah laku pesuhrunya itu, tetapi akhirnya aneh luar biasa dalam waktu sekejap saja api sudah padam dan hasilnya rumput habis terbakar, padinya tidak rusak justru malah sebaliknya tanaman padi tumbuh semakin baik.

Melihat kejadian yang aneh luar biasa tersebut Demang Bonang merasa rendah hatinya, ternyata ilmu yang dimiliki pesuruhnya itu lebih mahir dari padanya, saking malunya lalu beliau menghilang di hadapan Jariam hijrah ke Pulau Emas, semakin lama makin tercium kesaktiannya Jariam sehingga beliau diberi julukan Embah Jariam, di dalam waktu itu istri Embah Jariam sedang hamil 9 bulan lamanya waktu padi menguning, istrinya melahirkan seorang putra laki-laki, sambil menunggu padi, anaknya di ayun di dalam ayunan anaknya sudah moyeg sehingga disebut si moyeg dan keanehannya bayi itu baru lahir sudah berjenggot.

Keadaan padi menguning anak dalam ayunan, Embah Jariam mengelilingi padi dan tiba-tiba ada seorang pejabat Kabupaten lewat entah siapa pejabat tersebut tidak diceritakan namanya, beliau bertanya  "kepunyaan siapa padi ini begitu baik dan mengagumkan?" lalu  di jawab oleh Embah Jariam "anu kagungan, ladang tersebut terletak di ujung timur Dukuh Cijurey yang sekarang disebut Buyut Kagungan.

Diakhir kemudian Embah Jariam sebelum meninggal dunia, beliau memberi amanat kepada putranya untuk melanjutkan pekerjaannya dan mengamalkan ilmu warisannya, dimana dewasanya beliau juga sakti seperti bapaknya karena wajah seram dan berjenggot maka diberi julukan mbah jenggot, mbah itulah yang diangkat oleh warga menjadi sesepuh yang memimpin dukuh tersebut, pada wktu itu di dalam kepemimpinannya sangat tersohor baik ahlaknya maupun ilmu kesaktiannya. Sehingga banyak orang Gegeden pada waktu itu dari luar desa maupun kabupaten yang datang mengunjungi sehingga tak ada henti-hentinya kalau istilah bahasa sunda areuy-areuyan, maka dusun tersebut diberi nama dusun Cijurey. Setelah dusun tersebut punya nama maka disusunlah kepemerintahannya yang dipimpin oleh seorang kuwu yang bernama Bapak Kuwu Ardam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar